Ku tutup buku itu. Malamnya seerti tak terjadi apa-apa sampai aku menekan
perutnya sambil bercanda dan istriku mengatakan sakit di perutnya.
“Wah, paling gara=gara yang mengganggu malam hari itu, lebih baik di
periksakan besok sore, dik. Lebih baik kita ke dokter kandungan, aku tahu
dr Tan ahli kandungan.”kataku berpura-pura tak mengetahui catatan yang
ditulis istriku di buku exercise.
Istriku setuju atas saranku.
Dr. Tan memang sudah pensiun dari dinasnya, berumur sekitar 62 tahunan.
Aku tahu Dr. Tan saat pernah kudengar bahwa dokter kandungan itu sering
berbuat cabul, bahkan ada istri pejabat yang pernah “digarap”nya. Itupun
karena suka sama suka tapi memang belum pernah ada yang melaporkan ke
pihak berwenang.
Aku sdikit kaget kala mnjemput istriku yang menungguku di kampus malam itu
karena istriku berhias agak sedikit menor, dan memang ku lihat tiga hari
terakhir ini setelah diberi jeli oleh mahasiswanya istriku agak genit
Malam itu istriku memberi kuliah memakai pakaian pesta yang menonjolkan
kedua payudara montoknya dengan blazer ketat dibagian dada sehingga
perutnya yang tidak rata tak tampak dan menonjolkan pantat bahenolnya yang
memakai rok span yang mempunyai belahan hampir ke pangkal pahanya sehingga
Jeng Yatiang suaminya berdesir apalagi mata-mata yang nakal di kampus
bahkan pak Rektor yang berusia 60 tahunan menatap belahan rok span istriku
yang memperlihatkan paha mulusnya saat istriku berjalan apalagi memakai
sepatu tumit tinggi.
Aku memang sengaja pulang agak larut mengharap istriku sebagai pasien
terakhir dr. Tan dan memang benar, malam itu aku dan istriku datang ketika
dr. Tan akan tutup.
Beralasan kalau aku sangat sibuk dan istriku sudah tak kuat menahan
sakitnya, mulanya dr. Tan menolak tapi akhirnya dr. Tan setuju setelah
melihat istriku yang benar-benat sexy malam itu.
Bahkan dr. Tan menyuruh pulang asisten dan perawatnya.
Sete lah selesai menelepon rumahnya, dr. Tan menyuruh aku dan istriku
masuk ruang prakteknya.
Kulihat ruang periksanya tertutup tak seperti ruang periksa dokter
kandungan lainnya. Tampak kulihat tempat tidur yang dapat mengkangkangkan
kaki pasien yang diperiksa dan tempat pantat sehingga sang pasien
benat-benar terkangkang lebar dan pangkal paha si pasien benar-benar bebas
terbuka. Aku menyelidik apa ada tempat untuk mengintip dan rupanya ada
ventilasi yang cukup rendah di ruang periksa dr. Tan, tapi harus dari
luar.
Dalam konsultasinya istriku menerangkan sakit di perutnya itu saja.
“Okey kalau begitu iBu Yati ke ruang periksa, karena keterangan ibu sulit
untuk didiagnosa,” kata dr. Tan. Aku sangat maklum karena istriku
merahasiakan kepadaku kalau dia telah bersetubuh dengan anjing
mahasiswanya.
“Bapak tunggu di sini, saya akan memeriksa istri bapak, mungkin agak lama”
kata dr. Tan
Istriku mengernyitkan dahinya, tapi dr. Tan meyakinkan istriku
“Jangan kuatir, Bu Yati. Saya hanya periksa saja. Biar tahu penyebabnya
dan kenapa perut iBu Yati sakit,” dr. Tan menerangkan.
dr. Tan dan istriku masuk ke ruang periksa menutup pintu dan selambu putih
jendela kecilnya. Beberapa saat kemudian aku bergegas keluar menuju
ventilasi ruang periksa.
Rupanya letak ventilasi tersembunyi karena ada taman, sehingga tak tampak
dari jalan.
Hatiku berdegup kencang mendekati ventilasi yang cukup rendah itu sekitar
170 cm dari tanah sesuai tinggi badanku.
Dari ventilasi itu selain bisa melihat isi ruangan periksa juga mendengar
dengan jelas percakapan di dalam ruang periksa itu.
“Tolong Bu Yati berganti pakaian pasien di balik skengkel itu,” kata dr.
Tan. Istriku bertanya,” Apa harus ganti dokter?”
“Lho, kalau pakai gaun ibu nanti bagaimana saya memeriksa?”kata dr. Tan
sambil mencuci kedua tangannya di wastafel.
Kulihat istriku tampak ragu tapi dia tetap berjalan ke ruang ganti
pakaian.
“Oh, ya. Hanya pakai pakaian periksa saja, Bu Yati,” kata dr. Tan. Hatiku
semakin berdegup kencang mendengar kata=kata dr. Tan berarti istriku tak
memakai selembar benangpun di balik baju periksanya.
Istriku membuka gaun, BH dan celana dalamnya dan digantungkan di skengkel.
Kulihat dr. Tan tersenyum melihat celana dalam dan BH hijau muda istriku.
Kulihat istriku mengambil rok putih menyerupai kimono dari rak di tempat
ganti.
Baju itu longgar dan istriku mengikat tali di pinggangnya.
Istriku keluar dan “Silahkan tidur di sini,” kata dr. tan serius sambil
menunjuk tempat tidur periksa.
Istriku tidur dan “Permisi, Bu Yati,” kata dr. Tan sambil menaikkan kedua
kaki mulus istriku di kedua tempat kaki dan tersingkap seluruh pangkal
paha istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat itu.
Dr. Tan kemudian mengambil alat dan duduk tepat dimuka selangkangan
istriku dan memasukkan alat itu di liang vagina istriku.
“Uuh..sakiit dok….”rintih istriku sehingga kakinya hampir terlepas dari
tempat kakinya bertumpu.
Kulihat dengan jelas liang vagina istriku terbuka lebar kemudian dr. Tan
mengikat tali-tali di kedua pergelangan kaki, betis, paha, perut,
pergelangan tangan, lengan dan dada diatas kedua payudara istriku dan
didahi kepalanya sehingga istriku benar benar terpaku tak dapat bergerak.
Aku memang maklum dengan pemeriksaan itu, karena hal itu standar
pemeriksaan kandungan.
“Bilang kalu sakit Bu Yati,”kata dr. Tan. Dr. Tan memasukkan alat seperti
tongkat ke dalam liang vagina istriku dan istriku mengaduh “Itu sakit
dokteer…”
“Maaf, Bu Yati. Ini tidak selayaknya,” kata dr. Tan.
“Maksud dokter,”tanya istriku.
“Sekali lagi, mohon maaf, karena kasus ini sangat jarang terjadi di
Indonesia,”kata dr. Tan.
“Saya tidak paham, dokter,” kata istriku.
“Hal ini sering terjadi di negara-negara Barat sewaktu saya di luar
negri,”katanya menerangkan
“Saya sungguh tidak paham, dokter,” kata istriku.
“Ibu bekerja dimana?” tanyanya
“Saya civitas, dokter, saya Dosen” kata istriku
“Aneh..”gumam dr. Tan.
“Aneh bagaimana,dokter?”tanya istriku lagi. Wajahnya terlihat binggung.
“Maaf, Bu Yati. Ee, ibu tidak cerita ke suami buY ? pertanyaan dr. Tan
semakin tak dimengerti oleh istriku.
“Sungguh, saya tak mengerti maksud dokter, saya sakit berbahaya dokte?r”
tanya istriku meninggi dan binggung
“Heem..,” dr. Tan berdehem.
“Hanya….,” dr/ Tan tak meneruskan kata-kaanya
“Hanya apa dokter?” tanya istriku semakin binggung.
“Bu Yati, tidak mengatakan sebenarnya ke suami ibu, ya?”pertanyaan dr. Tan
semakin membuat istriku kebinggungan
“Dokter jangan berputar-putar, saya sungguh binggung dengan kata-kata
dokter,” kata istriku sengit
“K arena profesionalitas saya, saya katakan sebenarnya kepada suami ibu,”
“Dokter, jangan berbelit-belit,” istriku berkata semakin keras
“maaf Bu Yati, ibu pernah bersetubuh dengan ….eeeh …anjing,”kata dr. Tan
terbata.
Istriku langsung terdiam, matanya menerawang jauh. Dr. Tan berdiri di
samping istriku.
“Kembali kepada profesionalitas saya, saya akan katakan pada suami
ibu.”kata dr. Tan datar dan tanpa ekspresi.
“Jangan, dokter,”sergah istriku memandang dokter Cina itu.
Rupanya dr. Tan sudah mulai mempermainkan istriku.
“Bu Yati, sebagai seorang profesional saya harus katakan kepada suami
ibu,”kata dr. Tan dengan nada mulai mengancam.
“Sungguh, jangan dokter,”kata istriku menghiba.
“Ibu belum menjawab pertanyaan saya, ibu pernah bersenggama dengan
anjing?”tanya dr. Tan mulai keras.
Istriku terdiam kembali.
“Bu Yati, mungkin pertanyaan saya kurang keras sehingga Bu Yati tidak
dengar…..Apakah Bu Yati pernah bersenggama dengan seekor anjing?” tanya
dr. Tan dengan suara keras.
“Yaaaaa……”kata istriku setengah berteriak.
“Coba iBu Yati menjawab dengan tegas dan lengkap …….Aakah iBu Yati pernah
bersetubuh atau bersenggama dengan seekor anjing? kata dr. Tan pelan
mantap dan keras.
Istrikupun menangis dan dengan terbata-bata istriku menjawab” Ya, dokter.
Dua hari yang lalu saya bersetubuh dengan seokor anjing”
“Anjing siapa Bu Yati?”tanyanya
“Anjing mahasiswa saya,dokter.” kata istriku sesenggukan
“Lho, dengan anjingnya saja Bu Yati mau, apalagi dengan tuannya,” kata dr.
Tan
Istriku terdiam kembali dan dr. Tan mengucapkan kembali perkataannya”Saya
akan katakan pada suami ibu”
“Jangan dokter jangan rumah tangga saya bisa berantakan,” kata istriku
memelas.
“Saya bertanya lagi kalau dengan …..”kata-kata dr. Tan terputus dan
istriku mnyahut dengan kata-kata menghiba “Ya, dokter saya bersetubuh
dengan mahasiswa saya yang mempunyai anjing itu dengan temannya juga yang
juga mahasiswa saya” istriku mengaku.
“Suami ibu tidak mampu mengimbangi ibu?” Tanyanya
“Mampu dokter”sergah istriku
“Wah Bu Yati, kalau gitu kesimpulannya mempunyai pekerjaan rangkap,”
“Tidak … tidak….”istriku menangis
“Okelah…tapi alasan utama dan maaf, kenikmatan yang diberikan mahasiswa Bu
Yati, apa?”tanya dr. Tan menelanjangi martabat istriku.
Istriku terdiam kembali.
“Saya akan……”kata-kata dr. Tan terputus lagi disahut istriku. “Sudah
dokter, jangan katakan kepada suamiku, dokter …. saya mengakui memang
kedua mahasiswaku agak lain rasanya karena …..”istriku berhenti berkata.
Dr. Tan memandang wajah istriku dalam-dalam dan istriku mneruskan “Kedua
mahasiswaku belum disunat, dokter”
Dari balik jas dokternya, selangkangan dr. Tan menyembul seperti celanJeng
Yatiang juga menyembul karena kontol kami berdua sama-sama ngaceng.
“Oke, Bu Yati, aku akan menemui suami ibu,” katanya dan aku cepat-cepat
keluar dari tempatku mengintip. Membakar rokokku dan di depan pintu ruang
tunggu.
Beberapa saat kemudian dr. Tan keluar menemuiku.
“Bapak saya cari-cari,”katanya
“Saya pingin merokok, dokter.” kataku. “Nggak enak di dalam”kataku
berbohong.
Kamipun masuk dan rokokku ku tarus di pot,
“Begini pak, pemeriksaan ini agak lama, karena sulit terdeteksi dan sulit
mendiagnosanya, untuk itu saya meminta ijin bapak dan pemeriksaan ini
berakibat sakit dan lemah pada ibu.”terangya kepadaku.
“Yaah, mau “menggarap” istriku saja, minta ijin”pikirku. Entah mengapa dan
juga merasa heran semenjak dari PKN aku menjadi ingin mengintip istriku
bersetubuh dengan lelaki lain, apalagi sampai istriku lunglai kehabisan
tenaga.
“Bagaimana, pak?” tanya dr. Tan membuyarkan lamunanku.
“Oke, dokter kalau memang harus begitu,”kataku menyetujui.
Dr. Tan masuk kembali ke ruang prakteknya dan akupun membuka sedikit pintu
ruang tunggu dan ruang praktek dan sesuai fiarasatku terdengar bunyi
“klik” di pintu pemeriksaan yang artinya pintu periksa sudah dikunci dari
dalam.
Aku cepat kembali ke tempat mengintipku dan kudengar isriku bertanya “Kok,
dikancing, dokter?”
Kulihat Dr. Tan tersenyum “Aku dapat ijin..”Katanya
“Ijin apa, dokter.” tanya istriku
“Ijin waktu dan pengakuan Bu Yati sudah terekam semuanya,”dr. Tan
menerangkan pada istriku.
Kedua mata Istriku terbeliak saat mendengar pengakuannya.
Dr. Tan kemudian mengulang rekaman kata-kata istriku”Kedua mahasiswaku
belum disunat, dokter”
“Dokter, maksud dokter apa,”istriku binggung
Dr. Tan mendekati lemari obat dan istrikupun menghiba ketika dr. Tan
memegang tube merah seperti yang diberikan Lie kepada Thomas.
Dr. Tan kembali duduk di kursi berhadapan dengan pangkal paha istriku dan
tak ampun lagi dr Tan mengolesi kelentit, bibir vagina dan liang vagina
istriku yang menganga lebar karena alat pembuka vagina.
“Dokter, jangaan….” rintihnya tatkala jari-jari tangan kanan dr. Tan
mengolesi seluruh permukaan laing vagina istriku dengan jeli
Kemudian dr. Tan melepas alat itu dari liang vagina istriku dan memasukkan
pada baskom steril dan melepas tali di paha dan perut istriku sambil terus
melihat jam tangannya.
Begitu dua menit “doookteeer…..”istriku mendesah.
Dr. Tan duduk di pinggir ranjang pemeriksaan dan mengarahkan tangan kanan
istriku sangat dekat dengan pangkal pahanya.
“Dookteeeer Taaaaan …..oooh ….ooohh….dokteeeeer….” istriku mendesah desah
“Kenapa, Bu Yati?” dr Tan bertanya
“Ooohh aakkkkuuuuu taaaaak kuaaaaat dokteeeeer…..oooh….”
“Ayo buY,katakan yang ibu rasakan.” kata dr. Tan
Pinggul istrikupun mulai bergetar dan telapak kakinya lurus
“Dokteeeer anuukuuuu……” desisnya kedua tangan istriku mulai mengepal ingin
mendapatkan pegangan dan dr. Tan mendekatkan tangan istriku ke pangkal
pahanya dan dr. Tan rupanya sudah memelorotkan celana panjangnya, rupanya
dr. Tan memang dokter cabul setelah kulihat dia tidak mengenakan celana
dalam dan tangan istriku yang mengepal dan membuka langsung didekatkan dan
“Dokteeer ..kau.. sudaaaah … ooooh…akuuu tak tahaaan
dokteeeer…kontoolmuuu..ngaceeeng… dokteeeer..” desah istriku ketika tangan
kanan istriku yang ingin menggapai sesuatu ternyata memegang batang
kemaluan dr. Tan yang belum disunat yang memunyai kulup panjang dan lancip
di kepalanya sedangkan batang kemaluannya hampir sebesar botol bir besar
“Ini kontol kesukaanmu, Bu Yati,” katanya sambil membuka jas prakteknya
“Kontoolmuu beeeeeeeeeeeeeesaaaaaarrrr, dokteeeer….. desah istriku dan aku
begitu kaget memegang batang kemaluan dr. Tan yang hampir sebesar botol
bir besar mengacung ke depan, mungin karena besarnya tidak begitu kaku dan
kulupnya begitu panjang menutupi ujungya.yang lancip
Dr. Tan memencet tombol-tombol di sampingnya dan posisi istriku kini
merebah setengah duduk sedangkan kedua lutunya tertekuk tetapi kedua
kakinya di kangkangkan oleh alat itu lebar-lebar sehingga seperti orang
yang lagi buang hajat tetapi tiduran dan terkangkang lebar sehingga baik
lubang vagina dan lubang anus istriku terbuka.Dr. Tan menghentikan
kangkangan kaki istriku setalah rintihan istriku kesakitan.
“Saaakiiit …dokteeer…..” rintih istriku dan dr. Tan menghentikan alat itu.
Dr. Tan kini duduk kembali dianatara kedua kaki istriku yang terkangkang
lebar berhadapan dengan istriku.
Dengan posisi itu istriku mengetahui apa saja yang dilakukan terhadapnya
“Dokteeeeeer…..”desis istriku ketika dr. Tan mulai menggosok bibir
kemaluan istriku
“Bu Yati rupanya sudah terangsang,”katanya dan bunyi “cepek cepek”
terdengar karena bibir vagina istriku
“Ini enak Bu Yati, paling lama 10 kali, ibu pasti orgasme,” kata dr. Tan
sambil memegang alat seperti penjepit dan dr Tan dengan keahliannya
mencubit-cubit bibir vagina istriku”Oohh …. oooh…dok..eeeh..akuuuu dokk
oooh …aku keluaaaaar……” Pinggul istriku tersentak sentak ketika orgasme
pertamanya berlangsung. Saat itu aku takut istriku terjatuh tapi rupanya
tempat tidur periksa itu dibeton sehingga tak mungkin bergoyang.
Dr. Tan mengambil alat seperti paku dan mengarahkan kelentit istriku yang
mengeras itu dan “wwwhhh …eehhh …dokteeeer aku
enaaaaaaak…..dokteeeerr….oooohhh …akuuuu taaaak tahaaan lagiiiii …ooooohh
….oooohh…ooooooaaaaaaaa……..”pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih
keras saat istriku orgasme kedua keringatnya membasahi dahinya.
Dr. Tan melap dengan tissue
“kau cantik” katanya dan bibirnya melumat bibir istrku dan melepasnya
kembali
“Aku tahu kau lebih suka dengan orang tua sepertiku dan ompong…”Kata dr.
Tan yang kemudian melepas gigi palsunya
“Oooohhhheepppp….”dokter tua keladi itu melahap dan melumat bibir istriku
yang merah dengan lipstik yang tak dapat pudar.sehingga walau bibirnya
dilumat 10 orang tetap merah merekah.
Tangan kiri dr. Tan tiba-tiba menutup lubang hidung istriku dan suara
“clab..clap ketika lidah dor. Tan menyelajahi ronggo mulut istriku.
Sambil melirik ke bawah dr. tan kembali menusuk-nusuk kelentit istriku dan
“brrep..breeep.. “keluar dari isriku dan “breeeepppp….”panjang karena
mulut istriku disumpal lidah dr Tan saat orgasmenya yang ketiga ditandai
dengan pantatnya terangkat dan tersentak dengan kedua kakinya lurus.
“Doookterrr…”kata istriku terengah engah
..”Enak, Bu Yati?”tanyanya
“Aku capai dokter heeh heh heh…” kata istriku tersengal
“Belum ini masih permulaan…. Katanya sambil tangankanannya meraih alat
sepanjang 10 cm seperio sekop kecil tapi bulat.
Dr. Tan memasukan alat itu ke liang vagina istriku yang basah sehingga
cairan kental orgasmenya keluar dan rupanya alat itu pengaruk G Spot dan
“ooh ..dokteer…dook teeeeer….”rintihan istriku ketika alat itu dikeluar
masukkan di liang vagina istriku, dr Tan mempercepat gerakannya hingga
“ooo…ooooh oh…heh…”
“Enak Bu Yati, G Spotmu enak?
“ooh.. yaaaa… enaaak.. enaaak dokteeer akuuu iooohhh peluuuk akuuu
dokteeer akuuuu oooooh keluaaaaarr….” Orgasme istriku ynag keempat
Dr. Tan memeluk tubuh istriku tangan kanannya mengelus rambut pendek
istriku kemudian melepas pengikat di dahi istriku dan di kedua pegelangan
tangan istriku.
Posisi kedua tangan istriku yang tadinya diatasditurunkan sehingga
tanganya bisa meraih selangkangannya dan “heek//”istiku teresedak ketiak
tiba-tiba mulut dr. Tan melahap selangkangan istriku.
Sambil duduk lidahnya menari-nari di bibir vagina istriku yang membuat
istriku berkelejot, pantat bahenolnya bergoyang goyang dan kedua tangan
istriku memegang kepala botak dr Tan dan patatnya.
Karena lihainya dalam hitungan menit istrikupun medesah desah dan
“ooohh..dokteeerr..akuuu oooh…keluaaaaar…”rintih sitriku pada orgasme
kelima.
Belum reda nafas istriku kini kulihat lidah dr. Tan menjilati kelentit
istriku yang mengeras dan lagi-lagi dalam hitungan menit”Dooookteeeeer
akkuuu..mulaiii lagiiiii…oh..oh…..akuuu keluar lagiiiiiiii
.dooook….”istrikupun mulai lunglai, tapi tidak dengan dr. Tan yang
langsung membuka lebar-lebar bibir vagina istriku dan masuklah lida dr.
Tan keliang vagina istriku “ooh….enaaaak …..akuuuu taaak tahaaaan
dokteeeeer akuuuuu keluaaaaaaar “
Kepala istrikupun tak tegak lagi pada orgasmenya yang ke tujuh.
Dr. Tan berdiri dan membuka lemari obatnya dan mengambil kaleng spray.
Kedua pergelangan tangan istriku diikat kembali dan kemudian dr. Tan duduk
dikursi di depan selangkanagn istriku dan menyemprot selangkangan istriku
dengan spray itu dan kedua tangan istriku di posisikan ke selangkangannya
sehingga kedua tangan itu menangkup selangakannya sendiri dan jari-jari
istriku menempel pada bibir vagina,dan kelentitnya.Aku mengerti kalau
spray itu membuat nafsu wanita lebih gila lagi dan sankaanku tak meleset
ketika beberapa saat kemudian”Doookteeer….akkuuu terangsaaaang
sekaaaliiiii… ooooh dookteeeerrr akkkuuuuuu oooohh…akkkuuuuu..ingiiiiiin
dokteeer ayoooo….dokteeeerr akuuuu.. pingiiiiiin,,,,,
“Pingin apa Bu Yati, Bakso….”katanya terkeh kekeh
“Ayoooo doookteeeer…..setubuhiiii….akuuuu …akuuuuu pengeen
ayooooooo….oooohh….”
Dr. Tan mendekatkan kedua tangan istriku ke bibir vaginanya dan jari
telnjuk istriku dituntun ke kelentitnya sendiri dan
“Ayo Bu Yati, masturbasilah…”kata dr. Tan
“Akuuu pingiiiin…..”desah istriku
“Pngin apa Bu Yati, hhaa….”kembali dr.Tan terkekeh kekeh.
“Akuuuuu pingiiiiiin disetubuhiiiiiii dokteeer…aaaakuuuu pingiiiiin
dikentoooooott….doookeeer…”rintih istriku
Dr. Tan terus menuntun jari istriku untuk mengelus elus kelentitnya
sendiri dan”ooohh..ooohh…”karena istriku terangsang hebat maka akhirnya
istriku melakukan masturbasi, yang sebelumnya aku lihat di catatan istriku
kini aku menyaksikan sendiri istriku melakukan masturbasi.
:Akuuu oooh keluaaaar….” dan kembali tubuh istriku mengejang pada
orgasmenya yang ke delapan.
Rupanya dr. Tan menyingkirkan kedua tangan istriku dan disemprotnya lagi
bibir vagina dan kelentit istriku kemudian melepas ikatan pada pergelangan
tangan istriku.
Dan “ooooh….akuuuu pingiiiin lagiiiiiiii….ayoooo kentoooot akuuuu
dokteeeer…”desis isriku tapi rupanya dr. Tan ingin melihat istriku
masturbasi.
Dan aku tak kuat menahan nafsuku dan mengocok kontolku ketika kulihat
dengan kesadarannya dan dengan nafsu membubung tinggi istriku merintih
“Oooohh….itiiilkkkkuuuu enaaaaaak…dokteeeer… akuu masturbasiiiii….enaaaakk
….ooohh…oooohhh” dan jari tangan istriku dengan cepatnya menggosok
kelentitnya sendiri dan “Akkkuuu keluaaaaaaaar…”desahnya dan tangannya
ditekan sekuat mungkin pada pangkal pahanya yang tersentak sentak kembali
pada orgasmenya yang ke sembilan bersamaan moncrotnya air maniku di
tembok.
Kini istriku benar-benar lunglai dan dr. Tan pasti tahu dan memencet
tombol-tombol sehingga posisi istriku tidur kembali.
Dr. Tan membuka ikatan satu persatu dan ikatan terakhir tanpa sengaja dr
Tan menarik kain yang meutupi dada istriku nya yang sama sekali tak
terjamah dan tersembulah payudara montok istriku senelah kiri dengan
putingya yang coklat muda mengacung ke atas.
“Dookteeer….”desah istriku ketika dr. Tan yang ompong melahap payudara
kirinya dan “seeer….seeer” air susu istriku muncrat ketika lidah dr. Tan
menyentuh pentil susu istriku dan kudengar “sreep… sreeep..sreeeep”mulut
ompong dr. Tan menghabiskan air susu istriku di payudara kirinya.
“Waah…aku tambah sehat, Bu Yati.” katanya dan langsung membuka kain yang
menutupi payudara kanan istriku dan “srreeep…sreeep…sreep” dr. Tan dengan
lahapnya mengempot payudara kanan istriku yang tampak semakin lunglai.
Dengan tangannya dr. Tan mengelap mulutnya setelah menghabiskan air susu
di kedua payudara montok istriku.
“Pakai pakaian mu Bu Yati,” kata dr. Tan stelah merendahkan tempat tidur
periksa dan dengan tertatih tatih istriku masuk di balik skengkel.
Kulihat istriku memakai BH, celana dalamnya, kemudian blazer dan rok
spannya dan bersepatu
dr. Tan menuntun istriku kembali ke tempat tidur.
“Ada yang lupa,” kata dr. Tan.
Istriku mengira ada pemeriksaan yang tertinggal karena asyiknya
mempermainkan istriku.
“Aku ganti lagi dokter”tanya istriku
“Tidak perlu,”kata dr. Tan
Sehingga istrikupun memelorotkan celana dalamnya dan melepasnya kemudian
didudukan oleh dr. Tan di pinggir tempat tidur periksa
“Kangkangkan kakimu Bu Yati,”perintahnya dan “ssezzzzz” dr. Tan
menyemprotkan spray perangsang ke bibir vagina istriku secara tiba-tiba
dan beberapa menit kemudian istrikupun mendesis”Ayooo…dokter kentoot
akuuuu…akuuu sudaaah lunglaiiii…”desis istriku sambil mengkangkangkan
kedua kakinya lebar-lebar
Di tempelkannya ujung batang kemuluannya yang lancip berkulup panjang ke
bibir vagina istriku dan “ooooh…geliiii….enaaaak dokteeeer…”desis istriku
ketika ujung kemaluan dr. Tan menembus liang vaginanya.
Dr. Tan rupanya teringat kenapa istriku mau disetubuhi oleh mahsiswanya
dan ujung kemaluannya lancip berkulup panjang itupun dikeluar masukkan di
liang vagina tepat di G Spotnya dan beberapa gesekan keluar masuk
istrikupun mendesis”Dookteeerr….enaaaak…kuuuluuupnyaaaa..oooohhh …akuuu
tak tahaaaann….akuu..ooohh…keluaaaaaaaaar….”Istrikupun tak kuat menopak
tubuhnya hingga tertelentang pada orgasme ke sepuluhnya.
“Doookteeer
..pelaaaan…kontolmuuu..besaaaar…akkuuuu..takuuuut..sobeeeeek….”istriku
mendesis desis.
“Tadiii kumasuki alat ..kook.. gak saaakiiit….” kata dr. Tan yang terus
menekan pantatnya ke selangkangan istriku aku jelas melihat dari ventilasi
dari arah atas dimana bibir vagina istriku begitu menggelembung besar
ketika kontol dr. Tan yang hampir sebesar botol bir besar itu meluncur
masuk. Dr. Tan semakin menekan kedua lutut istriku agar kedua kakinya
terkangkang lebar.
Begitu kontol dr. Tan akan ambles seluruhnya ke dalam liang vagina
istriku”Ooohh…dokteeeer…kuulupmuu…ooohhh…tekaaan …..enaaaaak
..dokteeeer….tekaaan” desis istriku dan dr Tan mengenjot amblas batang
kemaluannya ke dalam liang vagina istriku yang terus mengerang kenakan
“Ennnaaaaaak ….geliiiiii….muluuuut rahiiiiimku doooookk….heeh heeh aku
ooooh keluaaaaar……,”desis istriku tubuhnya tersentak dan dan mengelinjang
tak karuan di atas tempat tidur periksa, kedua tangannya mencengkeram
spreai tempat tidur periksa itu.
Karena sudah tua dr. Tan hanya mampu menggoyangkan pantatnya pelan saja,
tapi karena kulupnya yang panjang dan kontol dr. Tan sangat besar,
goyangan sedikit itu betul-betul sangat merangsang nafsu istriku.
“Dokter enaaaaak…. kontolmu besaaaaar…. tapiiii…..gak keraaasss… enaaaaak
…ooohh kuluuuupmuuu ..ooohhh …oooooooohh ,” istriku mengeliat dan berusaha
menggangkat kepalanya tapi karena tubuhnya sudah lemah hingga istriku
tertelentang kembali dan “Heeeehhh …..dookteeeeer….akuuu …
keluarrr….,”istriku mendesis-desis tatkala mencapai orgasme yang sebelas.
Sedikitnya istriku mencapai lima orgasme lagi dan orgasme yang terakhir
berbarngan dengan kelaurnya air mani dr. Tan di rahim istriku dan sebagian
keluar diantara sela-sela liang vagina istriku dan kontol dr. Tan yang
menyumpal laing vagina istriku sehingga berbunyi “prepeet prepeet”
bersamaan dengan keluarnya air maniku yang kedua.
Istriku sempat binggung karena blouse dan rok spannya kusut dan basah
kuyup.
“Itu urusanku,” kata dr. Tan.
“Bu Yati, kalau kesini lagi nggak usah pakai celana dalam, ya”terdengar
olehku dr. Tan berkata
Dr. Tan menyatakan istriku harus diperiksa kembali seminggu lagi mengingat
masih ada beberapa tahapan untuk kesembuhan istriku dan menceritakan
istriku kesakitan sehingga bajunya basah olah keringat dan kusut.
Aku tuntun istriku ke mobil.
Begitu kududukan di kursi mobil, istriku langsung pulas tertidur.
Pada hari-hari berikutnya, istriku tetap selalu memakai pakaian yang
menojolkan payudara dan pantat bahenolnya.
Lima hari setelah ke dr. Tan, istriku memberitahuku kalau mulai minggu
depan dia juga mengajar di SMP “X”, dan kutahu kalau SMP itu adalah tempat
anak-anak yang kurang sopan, walaupun orang tua murid banyak yang kaya.
Aku menanyakan apakah tidak ada SMP lainnya. Istriku menjawab kalau disitu
banyak guru wanita yang keluar karena banyak anak-anak nakal bahkan setiap
guru wanita yang mengajar bahasa inggris pasti dibuat menangis kalau masuk
di beberapa kelas yang paling nakal sehingga istriku ingin menguji dirinya
apakah dapat mengatasi problem anak-anak di SMP “X”.
Pada kunjungan ke dr. Tan, aku tidak dapat mengantarkan istriku karena
dinas luar, begitu pula pada kunjungan ke tiga.
Sedangkan kunjungan ke empat, aku baru sampai di kotaku dan aku menelepon
HP istriku dan jawaban yang terdengar membuatku panas dingin sewaktu aku
memasuki batas kota saat ku menelepon
“Dimana, dik,”tanyaku
Ku dengar nafas berat istriku, kelihatannya istriku menahan nafas untuk
tidak terdengar terengah-engah.
“Dr. Tan, mas. Aku heh heh sedang diperiksa heh…”katanya sambile menahan
nafas.
“Kok kedengarannya sakit?”tanyaku
“Eeeh iyaa, mas. Sakit sekali,”kata istriku dari seberang.
“Oke deh, nanti tak jemput,” kataku
“Ya.. eeh….,” katanya sambil mendengus. Aku senggaja tak mematikan Hp ku
dan kudengar Hp istriku diletakkan tanpa mematikan dan kudengar omongan di
ruang praktek dr. Tan.
“Siiapaa…?”kudengar suara dr. Tan dari Hpku.
“Heeh..heeh …suamiku dokter …oooh …kontolmu besaaaar
dokteeer..ehh…pelaaaan…dokteeeer…eehh …jangaan tergesaa gesaaa nanti
sepertii minggu laluuu… ooohhh …besaaaarr…empuuukk….enaaaak…” desah
istriku terdengar di Hp ku.
“Dokteeeer…kuluuuuupmuuuu…akuuuu……geliiii…..ooh…”
“Buuuu..Yy….akuuuuu oohh…..”terdengar desahan keras dr. Tan
“Gimana siih dokter…kok sudah keluar..aku bukan pelacur tahu, aku belum
apa-apa,” teriak istriku sengit.
“Maaf….” dr Tan menjawab braak…terdengar suara dibanting. dan tuuuut……hp
istrikupun mati.
Beberapa saat kemudian aku sampai ke tempat praktek dr. Tan dan kulihat
istriku berdiri di depan ruang tunggu mengenakan setelan blazer dan rok
hijau ketat menonjolkan pantat beahenol dan payudara montoknya.
“Sudah selesai..,” tanyaku dari dalam mobil
“Sudah mas, aku sudah fit,”katanya. “Ini pemeriksaan terakhir, jadi gak
balik lagi ke sini,”katanya menerangkan dan aku tersenyum dalam hati,
karena kutahu dr. Tan hanya dapat memuaskan istriku sekali waktu
pemeriksaan pertama, yah mungkin dr. Tan merasa was-was bila tiba-tiba aku
datang dan pasti dr. Tan kurang tergesa-gesa sewaktu menyetubuhi istriku
sehingga dia ejakulasi sebelum istriku orgasme.
Dalam mobil ku lirik bagian depan rok istriku terdapat banyak spot basah,
dan bau air mani lelaki menyebar dalam kabin mobil, ku tahu memang dr. Tan
banyak mengeluarkan air maninya ku ingat sewaktu pertama kali menyetubuhi
istriku sampai terdengar preet preeet saat peju dr. Tan keluar diantara
vagina istriku dan kontol dr. Tan yang teramat besar.
Begitu sampai di rumah istriku langsung ke kamar dan mengambil daster
kaosnya dan akupun mengintip sewaktu istriku di kamar mandi dan benar
istriku tak memakai celana dalam dan BH sewaktu di periksa dr. Tan tadi.
Keesokkan paginya aku bangun dan kulihat istriku memakai seragam guru SMP
dan seragam itu cukup ketat sehingga kedua payudaranya tampak menonjol dan
belahan buah dadanya sedikit terlihat karena jas V nya cukup rendah, tapi
bila istriku membungkuk terlihat bagian atas payudaranya cukup membuat ABG
muridnya bisa puyeng dan pasti kontol muridnya akan ngaceng melihat
pemandangan payuadara montok gurunya.
Sedangkan rok spannya memperlihatkan pantat bahenolnya sehingga tampak
remamng-remang garis celana dalam tipis istriku.
Sekitar Seminggu setelah istrik pertama kali mengajar di SMP “X”, saat itu
aku pulang sekitar pukul 2 siang, kuliat seorang anak mengebel pagar
rumah. Aku turun dari mobil dan menanyakan pada anak itu.
“mencari siapa, mas? tanyaku
“Anu, pak. Benar ini rumah iBu Yati.” tanyanya
“Benar,” kataku
“IBu Yati ada, pak?” tanayanya
Kulihat anak itu tajam, rambutnya ikal hitam, hidungnya besar hitam,
bibirnya memble lebih maju dari hidungnya yang pesek, badannya kurus
memakai baju kedodoran.
“Oh, Bu Yati, sedang ke kampus,” kataku
“Oh, Bu Yati juga dosen to, pak?” tanyanya.
“Ayo masuk, kelihatannya mas kehausan,”
Anak itu menurut, kupersilahkan masuk dan kubuatkan miniman segar. Aku
sedikit terperanjat ketika diantara selangkangannya tersembul begitu besar
di balik celananya saat bajunya tersingkap. Hatiku terasa tak enak.
Anak itu memperkenalkan diri bernama Suwerto, dia sekolah di SMP “X”
karena tidak ada sekolah yang menerima, duduk di kelas II C, dia
menceritakan kalau dia anak desa agak jauh dari kota dan untuk itu orang
tua nya “membekali” macam-macam ilmu selain uang.
Sebelum berpamitan, Suwerto menawarkan agar aku berknjung ke desanya,
“Kalau bapak ada waktu dan Bapak pasti mau dengan undangan saya,” katanya,
sambil menenteng sepeda birunya.
Malamnya aku menceritakan kepada istriku sepulang dia mengajar.
“Anak itu nakal sekali, mas, kerjanya teriak teriak, mengganggu, tapi kata
teman-temannya baru kali ini dia mau duduk di paling depan”, celoteh
istriku
“Naksir kamu kali, dik,” kataku sambil tersenyum
“Hush… nanti kalau ada setan lewat, lho mas,” kata istriku dengan nada
agak senang yang kedengarannya aneh.
“Lagi pula, bajunya pasti kedodoran,”kata istriku menambahkan dan “deer”
dadak bergetar, akupun teringat waktu Suwirto ke rumah tadi siang,
bagaimana dia bisa memasukkan pakaiannnya, selangkangannya begitu besar
tersembul, pikirku.
Akupun ingin mencari catatan yang ditulis istriku seperti saat dengan
Thomas dan Lie mahasiswanya.
Kesokkan harinya aku pulang agak siang, karena paginya istriku mengajar
diSMP “X” dan sorenya mengajar di kampus.
Niatkpun terkabul, ketika ada di kertas beberap lembar tertekuk di buku
bahasa inggris untuk SMP, tertulis dilembar itu
“Awalnya aku ragu memasuki kelas IIC yang tetkenal “angker” selain anak
anaknya urakan, katanya ada seorang anak yang dianggap dukun oleh
teman-temannya, karena salah satu keahliannya adalah meramal, dan dia
adalah pemimpin geng “Trisula”, yang mengingatkan ku dengan Mbah Gandul,
walaupun aku jijik tapi membuatku sangat nikmat apalagi dengan model
Trisula mbah Gandul menyodomiku sekalian ooh Mbah Gandul, aku kok
ngelantur sih.
Anak itu bernama Suwerto teman-temannya suka meledek “Aku suwer deh Bu
Yati”, anaknya sedikit kurus dan pakaiannya kedodoran, dan tampaknya jauh
dari cukup alias ahh gak boleh aku menulis.
Dua kali kuperingatkan untuk memasukkan bajunya di depan kelas dan teman
laki-lakinya serentak bilang “Demit” , ak tak paham tapi dia membandel dan
pada yang terakhir dengan berpura-pura mengambil pebghapus di meja guru,
Suwerto meletakkan secarik kertas ” Bu Yati, saya jangan di suruh masukkan
bajuku ya, bu. Aku malu, malu sekali. Saya mohon, Bu Yati, ttd “DEMIT”.
Aku kaget kala suamiku mengatakan kalau Suwerto mencariku sehari setelah
dia menulis surat padaku
Kulihat secarik kertas berikutnya dan kubaca.
Suwerto rupanya memang betul-betul dukun, entah mengapa hatiku selalu
berdegup kencang bila akan masuk kelas IIC dimana Suwerto yang hitam,
rambut ikal, berhidng pesek dan berbibir tebal alias memble berada.
Gilanya, aku sedikit terangsang sehingga biasanya aku selalu berdiri di
depan kelas waktu menerangkan, saat itu aku buat latihan soal yang
waktunya habis selama dua jam pelajaran.
Seperti biasanya Suwerto duduk di barisan paling depan dan berhadapan
langsung denganku. Bangku murid memang sedikit lebih rendah sehingga
kulihat kedua mata Suwerto begitu nanar mengawasi di bagian dadaku dimana
payudara bagian atasku terlihat jelas olehnya karena blouse atasku memang
berleher rendah.
Kedua kakiku yang beberapa menit yang lalu, rasanya tak kuat ku tahan
untuk kukangkangkan di balik meja guru yang bertaplak itu.
Aku benat-benar tak kuat menahan tatkala kulirik kedua mata Suwerto
menatap jauh tepat di selangkanganku dengan mulut terus berkomat-kamit.
Bahkan aku tak tahan meletakkan kedua kakiku di tempat kaki meja guru itu
dan dudukkupun sedikit melorot sehingga kakikupun terkangkang lebar dan
kedua mata Suwerto melahap paha mulusku dan tiba-tiba Suwerto berdiri dan
berjalan ke arahku.
Berhenti di depan meja sehingga aku tak tampak oleh murid lainnya
“Ini apa, Bu Yati,” katanya sambil meletakkan lembat latihan soal dan
“Glek” aku menelan ludah ketika tepat di depanku Suwerto menyingkapkan
baju seragamnya dan terlihat olehku sesuatu yang besar berdiri menyembul
sejajar di resleting celana pendeknya.
“CD Bu Yati warnanya hijau muda” ku lihat secarik kertas diantara lembar
soal dan dia membuka lagi lembar soal di dekatkan kepadJeng Yatiang masih
posisi terkangkang “Selamat menikmati”. Aku sendiri heran terhadap suasana
kelas yang biasanya seperti pasar menjadi sunyi.
Begitu Suwerto duduk langsung menatapku kembali dan “iih gila….bibir
vaginaku terasa dielus-elus dan betapa kagetnya ketika Suwerto memegang
sapu tanganku yang dilipat-lipatnya dan menunjukkan padaku.
Akupun menahan nafas ketika kulihat sapu tanganku dibentuk seperti
kemaluanku dan tangan Suwerto yang hitam itu mengelus bagian pinggir dan
akupun merasakan bibir vaginaku seolah dielus oleh tangan Suwerto.
Suwerto tampak tersenyum melihatku yang mengkangkangkan dan meutup kedua
kakiku di bawah meja atas reaksi tangan Suwerto yang mengelus elus
saputanganku, karena yang kurasakan bibir vaginak dikucel-kucel oleh
jari-jari Suwerto.
“Heeg” aku mendesah tatkala Suwerto membuka lebar saputanganku di kedua
tepinya dan kurasakan bibir vaginaku terbuka lebar sehingga akupun
mengkangkangkan lebar kedua kakiku.
Begitu Suwerto mnyentuh bagian atas saputanganku maka kelentitkupun terasa
tegang dan cairan vaginakupun keluar karena nafsu yang dibangkitkan oleh
tangan Suwerto.
“Tet…..” bel pun berbunyi dan saat itu jam pelajaran berakhir.
Suwerto mengunpulkan terakhir dan ” Aku kesulitan Bu Yati, aku mau les ke
ibu,”
Catatan itupun kukembalikan ke tempatnya.
Beberapa hari kemudian di kampus diadakan lepas kesan untuk merayakan
wisudawan, rupanya acara malam itu meriah karena tidak hujan.
Istriku mengajakku dan malam itu istriku mengenakan rok berlipat lipat
sedikit diatas lutunya dengan bloues berlengan panjang bermotif bunga dan
tak lupa sepatu hitam bertumit tinggi.
Karena memang acara bebas dimana menampilkan band band fakultas dan
penyanyi tenar, maka setelah makan malam merupakan acara santai.
Awalnya memang aku tetap bersama istriku, tapi karena banyak
mahasiswi-mahasiswi berbagai fakultas mengajak istriku berfoto, maka aku
ditemani salah seorang dosen laki-laki.
Percakapanku dengan Dosen itu berhenti tatkala anaknya merengek minta
pulang dan akupun mempersilahkan dia pulang. Aku celingungan sendiri
diantara suara hingar bingar dan teriakan penonton pada pertujukan band
itu dan mulailah mencari-cari istriku. Sekali dua kali aku berkeliling dan
akhirnya kulihat istriku bersama Thomas dari kejauhan di tempat yang agak
gelap sedang berdiri bersandar pada meja yang dkeluarkan di lapangan itu.
Mulanya aku akan langsung ke tempat dimana mereka berdua berdiri, tapi
ketika dari kulihat tangan hitam Thomas berada di selangkangan istriku,
entah mengapa aku mengurungkan niatku.
Kulihat istriku berdiri dan “deer” hatikupun berdetak keras ketika istriku
merubah posisi rok rempel, rupanya dimana resleting rok itu dibagian
belakang kini resleting rok itu di bagian depan dan dengan beraninya
tangan kiri Thomas membuka resleting rok istriku dan istriku kembali
bersandar dimeja itu.
Kulihat istriku menggelinjang dan menatap mata Thomas ketika tangan Thomas
menyusup di bagian depan rok istriku yang terbuka resletingnya.
Istriku berdiri lagi dan tangan Thomas menuju ke paha istriku rupanya
Thomas memelorotkan celana dalam istriku.
Kembali Thomas meyusupkan tangan kirinya ke selangkangan istriku yang
bersandar ke meja kembali.
Selanjutnya kedua kaki istriku mulai merenggang dan kaki kirinya sedikit
naik dan istriku mengigit bibir merahnya, kedua tangan istriku memegang
erat pinggiran meja.
Pantat bahenol istrikupun bergoyang-goyang semakin keras menerima serangan
tangan Thomas yang semakin gencar di pangkal pahanya.
Kulihat tangan kanan istriku memegang lengan kiri Thomas yang hitam dan
gempal itu dan pantat bahenol istriku maju mundur mengikuti gerakan tangan
kiri Thomas di selangkangan istriku.
Kini kepalanya bersandar di lengan Thomas dan tangan kanannya menyengkeram
erat lengan kiri Thomas dan kulihat pantat bahenol istriku tersentak
sentak dan Thomaspun melumat bibir istriku yang ternganga.
Thomas kemudian memeluk pundak istriku dan betapa kagetnya ketika
jari-jari tangan kiri Thomas yang besar-besar itu dikulum satu per satu
oleh mulut istriku, sedangkan tangan kanan Thomas ke paha istriku dan
kulihat tangan besar itu memelorotkan celana dalam istriku dan celana
dalam istriku dimasukkan ke saku Jean Thomas.
Kemudian mereka bergerak pindah dan aku mengikuti dari kejauhan, rupanya
mereka memang mencari tempat di pojok kampus di dekat gudang yang memang
penerangannya sangat minim.
Aku berhati hati sekali mendekati ruangan di belakang gudang itu, ruangan
itu kelihatannya tak terpelihara, jendelanya agak rusak sehingga lampu
dari ruangan terlihat terpencar di sela-sela jendela.
“Thomas, aku tak tahan,” terdengar desah istriku. “Kau tambah cantik dan
sexy, Bu Yati, sayang aku harus balik ke Papua.”kata Thomas.
Aku mendekat ke jendela rusak dan kulihat jelas semua isi ruangan itu
“Yach memang namanya kan lepas kesan Thomas,”kata istriku. “Lepas celana
dalam dan kesan yang mendalam karena kontolmu besar dan panjang Thimas,”
tambah istriku yang kini duduk di kotak besar.
“Bu Yati, jembutmu masih lebat saja, gondrong,’kata Thomas sambil mengusap
usap selangkangan istriku yang langsung terkangkang lebar sehingga roknya
tersingkap ke pangkal pahanyadan terlihat bulu kemaluan istriku yang lebat
dibelai-belai tangan kanan Thomas.
“Thomaaas…”desis lirih istriku “eeeh….eeeh….”tangan kanan Thomas semakin
menekan ke pangkal paha istriku yang duduk semakin terkangkang dan
tubuhnya ditopang oleh kedua tangannya
Sementara itu, tangan kiri Thomas membuka resleting blouse istrriku dan
rupanya istriku memakai BH yang kaitnya di depan dan satu kali sentakan
tersembullah kedua payudara montok istriku dan “Thomass…eeeh….”desah
istriku ketika mulut berbibir tebal Thomas melahap payudara kiri istriku
dan tangan kirinya meremas remas payudara kanan istriku.
Thomas melepas lumatannya di payudara istriku dan seperti teringat sesuatu
dia menjulurkan lidahnya ke putting susu kiri istriku dan
“sseer….seeeer…..” keluarlah air susu istriku.
“Ini yang kucari Bu Yati,” katanya dan langsung melahap payudara kiri
istriku kembali dan Kepala istriku mendongak ke atas merasakan sedotan
keras Thomas di payudara kirinya.
“eeh .. eehh .. Thomaaas…. enaaaaak…. oooohhh sedotaaan muuuu kuaaaat
oooh… jarimuu mengoreeekk toroookku….Thomas
Thomaaaas…..oooooahhh….”desisnya dan kedua tangan istriku memeluk kepala
Thomas yang bergoyang-goyang menyedot nyedot payudara kiri istriku.
“Thommaaaas… aku taak jjjjj,, thhaaaahhaaaaaaan…..ooooohhh…….” dan kulihat
pantat istriku tersentak sentak kembali mencapai orgasme yang kedua malam
itu.
Rupanya Thomas sangat rakus karena kini dia melepas payudara istriku
sebelah kiri yang sudah habis air susunya meninggalkan putting susu
cokelat istriku yang sebesar penghapus kecil steadler untuk melahap
payudara kanan istriku yang sudah dijilati putting susunya yang
mengeluarkan air susu dengan derasnya dan Thomas mendorong istriku
sehingga tertelentang di kotak besar itu.
Thomas menghentikan sebentar dan dari sakunya dikeluarkannya taring babi
rusa yang hampir melingkar diujungnya tanpa sepengetahuan istriku menutup
matanya karena yang mulai lunglai oleh orgasmenya yang kedua.
“Thomaaaaas…..apaaaa….ituuuuu,,”desah istriku ketika Thomas memasukkan
taring babi rusa ke dalam liang vaginanya dan mulutnya meneruskan menyedot
nyedot air susu di payudara kanan istriku.
“Thomaaaa,,,,sssssssaaaaaaakiiiittt….jangaaaann heh heh
saaakitttt….jangaaaan…….” erang istriku.
Rupanya Thomas terus mengeluar masukkan taring babi rusa itu di laing
vagina istriku.
“Sudak Thomaaas…. akuuu tak mauuuu kalau beginiiiiii….”istriku mengerang
erang kesakitan dan Thomaspun mencabut taring babi rusa dari liang vagina
istriku.
Thomas berdiri memegang tangan kanan istriku dan istrikupun membuka
relesting jean Thomas dan karena tak memakai celana dalam maka tersembulah
kontol Thomas sebesar kaleng Coca Cola yang tegak berdiri dan panjangnya
sekitar 25 cm yang belum disunat dengan kulup yang mengelampir di
kepalanya
Thomas mendekatkan kontolnya ke mulut istriku yang tergolek di kotak besar
itu dan mengusap-usapkan di mulut istriku dan tangan kanan istriku
memegang kontol Thomas dan membuka kulupnya dan mulut kecil istriku mulai
mengulum kontol Thomas dan “Bu Yati…oooh enaaaaak, buuu ooooh….buuuuu…
ooohhh….dulu Bu Yati kok nggak ginikan aku ooohh…enaaak buuuuu enakkkk
buuuu Y…..”
Thomas terus mendesah desah karena lubang kencing kontolnya dijilati oleh
lidah istriku dan istriku juga menyedot nyedot lubang kencing kontol
Thomas.
Thomaspun duduk dan merebahkan dirinya sehingga posisi 69, tangan kanannya
mengambil taring babi rusa lagi dan tangan kirinya membuka lebar bibir
vagina istriku yang tidur miring dan “eeeh Thomassmmmpfff mmmmpppff…”
desah istriku tatkala Thomas menekan masuk kontolnya di mulut istriku dan
sedangkan mulut Thomas menjilati bibir vagina dan kelentit istriku dan
“Thhmmmmmfff …thhmmmmfff….nggggggggg ngggggggggg….”desah istriku karena
mulutnya tersupal kontol Thomas dan kulihat pantat bahenolnya tersentak
sentak lagi ketika mencapai orgasmenya yang ketiga malam itu.
Thomas kini memasukkan taring babir rusanya ke liang vagina istriku
pelan-pelan dan “Thmmmmffff….Thmmmsffppp….thmmmpppsss….” keempatkalinya
pantat istriku tersentak sentak mencapai orgasme yang keempat, kelima,
keenam dan Thomas pun mencabut kontolnya dari mulut istriku.
“Enak Bu Yati,” tanyanya pada istriku
“Lemas aku Thomas….”kata istriku lirih dan Thomas mendudukkan istriku.
“Thomaaas….ooohh… mulaiii lagiiii….Thomaaaaas….apaaa di toroookkk kuuuuu
oooohh ….peluuk akuuu Thomaaaaa…..ssss akuuuu eeeeeehhh
keluaaaaaaarr…..”Thomaspun memeluk mesra istriku sambil terus menciumi
wajah istriku ketika istriku mencapai orgasme yang ke tujuh.
Thomas kini memeluk dan memberdirikan istriku, membetulkan letak roknya
dan “Thomaaaaaasss….eeeehh….daaataaaang lagiiiiii peluuuuukk akuuuuu
Thomaaaas aaahhh eeeehhh akuuuu keluaaaaaar……,” desis istriku mencapai
orgasme yang ke delapan malam itu.
Thomaspun merebahkan kembali istriku di kotak besar itu dan tanpa
memelorotkan celananya Thomas mendekati pangkal paha istriku yang tergolek
lemah mengkangkang, setelah mencabut taring babi rusa dari liang vagina
istriku.
Tangan kanannya membenarkan letak kulupnya agar menutup ujung topi baja
kontolnya dan menempelkan ke bibir vagina istriku yang basah dan
“Thomaaas…..,”desah istriku ketika Thomas mulai menekan kontolnya masuk ke
liang vagina istriku.
“Heehh kontolmuu besaaaar Thomaaasss….” desis istriku lagi
“Ooohh….ennnaaaaak Thommmaaaaaas enaaaaak enaaaaaaaaak Thomaaaaasssss heh
heh ” istriku mendesis desis tatkala ujung kemaluan Thomas mempermainkan
ujung laing vagina istriku dimana G Spot istriku terangsang hebat.
“G Spoootkuuu Thomaaaaas enaaaaaj aku taak tahaaaaaannn
….nggggngngngngngng……” dan pantat bahenol istriku tersentak kala orgasme
ke sembilan
“Enak Bu Yati…” Kata Thomas terus mempermmainkan ujung kontolnya di daerah
G Spot istriku yang langsung mengerang lagi”Thoooomaaaasss….enaaaaaaaakk
oooooooooohhhhh akuuuuu keluaaaaaaaaaar” untuk kesepuluh kalinya istriku
orgasme.
Tubuhnya lunglai mandi keringat dan “Heeg….” ketika kontol Thomas mendesak
masuk liang vagina istriku sehingga tampak dari tempat aku mengintip bibir
vagina istriku mengembung menerima besarnya kontol Thomas sampai kira kira
kurang lebih 5 centi yang belum masuk istriku mengerang lagi.
“Eeehh … mulut rahimku Thomas….” desahnya dan Thomaspun menliuk likukan
pantatnya dan “Eeeehhh…. geliiiii Thomaaaaa…. enaaaaaakk….geliiiiii
ooooohh Thomaas aku taaaaak tahaaaaaaann ….ngngngngngngngng
…..keluaaaaaaaaaaaaaarrr…..”istriku mencapai orgasme yang kesebelas.
“Heeeg……..” dan kulihat Thomas mengenjot kuat kontolnya dan rupanya ujung
kontol Thomas sudah masuk ke rahim istriku dan Thomas menarik kontolnya
keluar sampai hanya kepala kontolnya di dalam liang vagina istriku
sehingga bibir vagina istriku ikut keluar.
Thomas kemudian menggoyang-ngoyang pantatnya dan
“”Bibir vaginaku sakiit Thomas….sakiiit kena releting jean muuuu
saaaaakiiitt… sudaaah Thomaaaas….oooohhh tapppiiiiii kuuuluppmuuuu
menyaaaapu raahiiiiiimkuuu oooooennaaaak saaaaakita ooohh aoooh
Thomassssss akuuuuu saakiittt aakuuuu keluaaaaaaaar…..” rupanya istriku
kebinggungan merasakan dua rasa dimana sewaktu Thomas beraksi menggoyang
dan menekan pantantnya, bibir vagina istriku tergesek gesek oleh resleting
jean Thomas tapi di dalam rahimnya kulup Thomas sangat merangsang
birahinya karena menyapu-nyapu seperti kuas di dalam rahim istriku.
Thomas meneruskan aksinya ” Ooohhhh kamuuu gillaaaaaa Thomaaaaass
saaaakittt tapiiiii enaaaaakkk oooohh ….akuuuu keluaaaaaaaaaarr……” istriku
mencapai orgasme yang ke tiga belas, dan Thomas senang melihat istriku
mengerang kesakitan bercampur erangan nikmat sehingga
“Thommmaaaaaaaaassss…….kauuuuuuuu….gilaaaaaa…..sssaaaakiiiiiitt
…..oooooohhh enaaaaaaaaak….aooah geliiiiiaa aaakuuuuuu
keluaaaaaaaarr…….”istriku langsung lunglai di orgasmenya yang ke empat
belas.
Thomas pun mulai mengeluar masukkan kontolnya di liang vagina istriku dan
bibir vaginanya keluar masuk seirama keluar masuknya kontol Thomas di
liang vagina istriku.
Sampai
“Bu Yati…..Bu Yati…..ayoooo..”
“Genjooot Thomaaaas genjooot kontooolmuu enaaaaak cepaaaat akuuuuu juga
mauuuu keluarrr oooh Thomas Thomas Thomaaaaaaaasss….
“Bu Yati……..”
Dan breet breeeet breeet keluarlah suara dari liang vagina istriku karena
air maniThomas keluar disela sela liang vagina istriku yang tersumbat
kontol besar Thomas
Thomas mencabut kontolnya yang basah kuyup oleh cairan vagina istriku dan
airmaninya dan didekatkan ke wajah istriku dan dengan sisa tenaganya
istriku melahap kontol hitam Thomas yang mulai mengecil dan
“Bersihkan Bu Yati” perintah Thomas
Istrikupun menjilati dan membersihkan kontol Thomas dengan mulut
mungilnnya hingga bersih.
Akupun cepat-cepat keluar meninggalkan tempat itu dan menuju mobil. Hampir
satu jam aku menunggu dan kulihat istriku berjalan sendiri menenteng tas
tangannya menuju mobil. Jalannya di kat kuatkan ketika dia tahu aku di
mobil.
“Nunggu lama, mas,”tanyanya dan bau air mani laki-laki keluar dari mulut
istriku.
“Yaa lumayan…” kataku
“Anak-anak mengajakku di kelasnya…” katanya dan bau air mani laki-laki
semakin kuat.
Dalam perjalanan pulang kulihat istriku masih mengenakan BH dan ketika
sampai rumah kudapati istriku tanpa celana dalam waktu berganti pakaian
malamnya.
Beberapa hari kemudian pada hari Sabtu, aku merasa tak enak badan dan ijin
pulang. Kulihat jam menunjukkan pk 2 siang dan aku melihat sepeda biru
Suwerto parkir di halaman rumahku.
Begitu kumasukkan mobilku, aku mengetok pintu dan rambutku kubuat sedikit
kusut dan rupanya kulihat istriku tergesa-gesa membuka pintu dari ruang
keluarga.
Aku agak heran istriku memakai sepatu tumit tinggi di rumah dengan stelan
blazer hijau dan rok span elastis hijau tua dan berdandan sedikit menor.
“Kok, sudah pulang, mas?” tanyanya setelah membuka pintu
“Gak enak badan, dik,”kataku. “Aku pusing, dan badanku sakit semua,”
kataku menerangkan.
“Suwerto muridku ada di sini, mas. Mulai hari ini dia les,” kata istriku
sambil membimbingku ke kamar di depan ruang keluarga dan lenganku menempel
di payudara istriku dan ku tahu di balik blazer hijaunya istriku tak
mengenakan BH.
“Siang, Pak,” kata Suwerto
“Siang, “kataku
Akupun masuk ke kamar dan melepas baju kerja dan memakai sarung dan kaos.
“Aku mau memberi les, ya mas” kata istriku
“Yaah, aku mau tidur dulu,” kataku sambil menutup kepalaku dengan bantal.
Akupun melihat lenggak lenggok pantat bahenol istriku dan rupanya istriku
tidak memakai celana dalam karena tidak terlihat garis celana dalamnya.
Istriku menutup pintu kamar pelan-pelan dan kudengar sepatunya mendekati
meja makan di mana Suwerto duduk.
“Darimana tadi, Werto..”kedengar sayup-sayup suara istriku.
“dari sini, Bu Yati”kata Suwerto dan kedengaran sayup istriku mendesah.
“Ssst..”suara istriku dan akupun mendekati pintu dan mendengarkan di balik
daun pintu itu.
“Bapak belum tidur..”bisik istriku “Eeeehh…”kembali istriku mendesah.
Akupun melihat ventilasi di sebelah pintu tepat di almari pakaian. Tadinya
yang kurasakan pusing memdadak hilang.
Aku naik ke atas lemari dan aku dapat melihat isi ruang keluargaku dimana
istriku dan Suwerto duduk bersebelahan di kursi menghadap ke arah ku
mengintip diventilasi.
Badanku gemetar ketika kulihat Suwerto meremas-remas payudara istriku yang
gurunya yang masih terbalut blazernya dan remasan itu semakin menggila dan
tangan kanan Suwerto menyusup masuk blazer istriku yang mulai terengah
engah.
Istriku melepas kancing blazernya dan mengeluarkan payudara kanannya dan
dengan sigapnya Suwerto meremas payudara istriku.
“Bu..saya mau pipis rasanya”kata Suwerto
“Pipis di ibu Yati ya..,” kata istriku. Suwerto binggung.
Istriku berdiri dan Suwerto tetap duduk.
“Ayo..”ajak istriku
“Anu saya,bu…”katanya binggung. “saya kebelet pipis,” kata Suwerto lagi.
Tangan istriku kemudian menyusup diantara selangkangan Suwerto dan
“Bu….”kata Suwerto
“Ayo ibu antar, “kata istriku.
Kulihat wajah malu Suwerto ketika berdiri dan tangan istriku mengelus elus
pangkal paha Suwerto sehingga Suwerto kesulitan berjalan.
“Saya mau pipis kok disuruh duduk,” kata Suwerto ketika didudukkan istriku
di kursi jati yang tak mempunyai tangan dimana biasanya aku nonton acara
TV.
“Bu Yati…;”kata Suwerto ketika ibu gurunya melepas kancing celananya dan
kulihat kontol Suwerto yang belum disunat itu sebesar dan sepanjang kaleng
Baygon berdiri tegak .
“Bu…..” desah Suwerto ketika tangan istriku mengelus kontol Suwerto yang
sudah ngaceng. “Saya pingin pipis Bu Yati..”kata Suwerto lagi.
“Kau belum sunat Werto…?’ tannya istriku
“Belum, bu…saya rasanya akan keluar pipisku bu…..” katanya memelas.
Istriku berdiri mendekatkan tubuhnya ke Suwerto berhadapan dan kedua kaki
istriku mengkangkangi kaki Suwerto dan pantat bahenolnya turun dan
selangkangan istriku mendekati kontol Suwerto yang ngaceng berat.
Tangan istriku menarik pelan rok span elastisnya sehingga tersingkap paha
mulusnya .
“Bu….” desah Suwerto
“Oohh…”desah istriku bersamaan dan kedua kaki semakin terkangkang dan
pantatnya turun sebentar sebentar bergoyang dan “Ibuuuu…..”desah Suwerto
“Ooooohhh…. masukkaaann…… Suwerto kamuuu….pi..piiiis di ibuuuuu…..”
dan pantat istriku pun semakin turun
“Kontol muuu besaaaaar….Weeeertoooo……” desah istriku
“Buuuu saaaayaaaaaa pipiiiiiiiiiisssss……”desah Suwerto.
Preeet preet terdengar suara dari selangkangan istriku, rupanya air mani
keperjakaan Suwerto selain tumpah di rahim istriku juga keluar dari liang
vagina istriku
Suwerto kini memengku Istriku dan rok span elastis istriku tersingkap
sampai ke pinggangnya sehingga pantat bahenolnya terlihat, kedua payudara
montoknya tepat dihadapan wajah Suwerto.
“Kamu haus Werto?” tanya Istriku
“Yyaa..bu..,”kata Suwerto.
Istriku meremas kedua payudaranya sendiri dan mendekatkan putting susu
kanannya ke mulut Suwerto yang berbibir tebal itu.
“Jilati putting ibu, werto,”perintah istriku.
“Eeeeh……’”istriku mendesah dan begitu lidah Suwerto menempel dan menjilati
putting susu kanan istriku “seer…seer…” air susu istrikupun muncrat keluar
dan dengan instingnya Suwerto langsung mencaplok payudara kanan istriku
dan menyedot-nyedotnya.
“Weeertoooo….enaaak….”desah istriku dan pantat bahenol istriku bergoyang
dan sekali kali berputar putar mengucek ucek kontol Suwerto yang masih
menancap di liang vagina istriku.
“Buu..anuukuu…berdiriiiii..lagiiii..enaaaaak …buuu…”desis Suwerto
Istriku menekan kepala Suwerto dengan payudaranya yang dilahap habis oleh
Suwerto sehingga posisi Suwerto merebah sehingga terlihat dari
selangkangan istriku kontol besar Suwerto menancap memenuhi ruang liang
vagina istriku.
Tampak bibir vagina istriku menggelembung diantara bulu-bulu lebat
kemaluan istriku karena besarnya kontol Suwerto.
“Ibuuu Y… akuu mauuu pipiiiis … lagiiiii…”pekik Suwerto
“Akuuuu jugaaaa Wertooooo…..oooooh……”desah istriku dan pantat bahenol
istriku turun naik dengan cepat sehingga liang vaginanya mengocok kontol
Suwerto.
“Ibuuu Y…… akuuuuuu….pipiiiiiisssss…..,”desis Suwerto
“Akuuuu… jugaaaaaaa……,” desis istriku dan kedua pantat mereka terhentak
hentak saat istriku dan Suwerto mencapai klimaks bersamaan.
Secara reflek Suwerto memeluk istriku sampai beberapa saat.
Kulihat istriku berdiri mencopot kontol Suwerto yang sudah lemas dari
liang vagina istriku sambil kedua tangannya membenarkan letak rok
elastisnya.
Istriku jongkok di depan selangkangan Suwerto. tangan kanan istriku meraih
kontol Suwerto yang sudah lemas tapi masih sebesar kaleng baygon itu dan
mulai mengocok kontol Suwerto dan “hap..” mulut istriku mengulum kontol
Suwerto, tangan kiri istriku mengelus elus buah zakar Suwerto dan
“Bu Yati…enaaaaaaaaak….heh.. heh heh…”desis Suwerto
“Jembut ibuu….gondrong…”kata Suwerto ketika melihat selangkangan istriku
yang jongkok dan kaki kanan Suwerto menyusup ke rok elastis istriku
menggosok ngosok selangkangan istriku.
“Masukkan jempol kakimu, Werto,” kata istriku sambil tangan kirinya
membuka lebar bibir vaginanya dan “Eeehhh…Wertooo…”desis istriku ketika
jempol kaki Suwerto masuk ke liang vagina istriku yang basah dan
“Mmmpppff..mmmmmpff…”istriku mendesis desis keenakkan sambil terus
mengulum kontol Suwerto.yang ngaceng lagi.
“Bu Yati….. akuuuu mauuu pipiiiss……”desis Suwerto dan istriku mempercepat
kocokan baik oleh tangan istriku maupun kuluman mulut istriku
“Ibuuuuu………,”desis Suwerto menyemburkan air mani ke mulut istriku yang
juga dengan lahap menyedot kontol Suwerto bersama air maninya sehingga
terdengar bunyi “glek..glek” saat istriku menelan habis air mani Suwerto.
“Aku ngantuk, bu” kata Suwerto
“Tidurlah, ayo kuantar ke kamar depan,”kata istriku sambil menuntun
Suwerto.
Aku kemudian turun dari almari tempat ku mengintip adegan guru dan
muridnya. Sore harinya Suwerto berpamitan setelah mandi keramas sewaktu
aku duduk duduk membaca di ruang tamu
“See you later, mam,”katanya di depan pintu. “See you..”jawab istriku di
depan pintu rumah,mungkin karena yakin di depan rumah banyak ditumbuhi
tanaman. Istriku menjawab salam Suwerto sambil membuka sedikit blazernya
yang tak terkancing di tengah dan rupanya “pameran” payudara montok
istriku tanpa sengaja terlihat oleh pak Paijo tukang becak yang sering
mangkal di depan rumah dan kadang merangkap sebagai penjaga malam
perumahan yang aku tempati.
Aku tak dapat berbuat banyak ketika pak Paijo komat-kamit dan meletakkan
tangan kanannya di depan mulutnya dan meniup ke arah istriku.
“Heeh….”kudengar istriku mendesah dan tanpa menutup kancingnya istriku
menuju pagar dan Pak Paijo, tukang becak berumur sekitar 60 tahunan tapi
masih gempal itu tetap komat-kamit.
Istriku tiba-tiba terhenyak kaget ketika mendapti dirinya berdiri di pagar
dengan kancing yang terbuka lebar dan di depannya ada Pak Paijo yang
memperhatikan payudara montoknya.
Istriku menutup blazernya, tersenyum ke Pak Paijo dan masuk ke rumah.
“Aku mandi, mas,” kata istriku
Beberapa saat kemudian aku ke dalam akan minum, aku berhenti minum, ketika
ada desahan istriku di kamar mandi. Aku mendekat ke pintu kamar mandi dan
desahan istriku semakin jelas.
Aku berjalan cepat ke ruang tamu dan kudapati Pak Paijo tidur di becaknya
sambil mulutnya komat-kamit. Aku bergegas kembali ke kamar mandi di mana
istriku berada dan tadinya istriku mendesah dan mendesis kini terdengar
rintihan lemah istriku “Jangaan…paaaaak…Joooo…..jangaaan…..suamiiikuuuu
….dengaaaaar…..”
Akupun mengintip dari lubang kunci, badanku serasa lemas, kulihat istriku
yang telanjang berdiri dengan tangannya di atas seolah kedua tangannya
diikat diatas dan kedua kakinya terkangkang lebar sehingga bulu-bulu
kemaluannya tampak jelas.
Kedua payudaranya bergoyang-goyang seperti diremas-remas.
“Eeeeehh…..,”istriku mendesis ketika air susunya mancur dan hilang
sedangkan payudaranya seperti ada yang menyedot nyedot kedua tangan
istriku yang seolah terikat ke atas mencengkeram sesuatu yang tak tampak.
“Oooooh…..”desis istriku kemudian dan kulihat bibir vaginanya terbuka
lebar dan pantatnya menungging nungging karena sesuatu mengelus dan
mengocok bibir vaginanya hinggs terdengar bunyi berkecipak dari bibir
vagina istriku yang kelihatannya sudah basah.
Tak lama kemudian “ngngngngngngngngng……..”istriku mengerang dan pantatnya
tersentak sentak karena orgasme.